Plagiat yang bijak

Menulis memang bukan sesuatu yang mudah, terkadang bahkan bisa menjadi sangat sulit dan bisa juga menjadi momok yang menyeramkan.

Bagi penulis pemula seperti saya contohnya, tidak jarang bahkan sering kali mentok di tengah jalan dalam menulis padahal ide di kepala sudah meledak- ledak siap dikeluarkan. Kalau mentoknya di tengah jalan masih bagus, kadang juga baru berhadapan dengan laptop kata- kata tidak bisa mengalir dengan deras, tetes demi tetes kalimat pun tak kunjung datang. Akhirnya main game lagi yang menjadi sasaran.

Masalahnya mungkin bukan karena kita terlalu bodoh untuk menulis, bukan juga bakat menulis kita yang kurang atau juga bukan karena ide kita yang kurang bagus. Masalah utama menurut saya adalah kurangnya jam terbang.

Saya pernah menemukan seorang yang sangat luas pengetahuannya akan tetapi begitu berdiri di hadapan banyak orang untuk memberikan hanya sekedar sambutan beliau terlihat seperti orang bodoh. Bukan karena beliau benar- benar bodoh, alasan satu- satunya adalah karena mungkin beliau tidak biasa melakukan hal seperti itu, jam terbangnya untuk berbicara di depan banyak orang masih sedikit atau mungkin itu pengalaman pertamanya.

Bagaimana kita bisa dikatakan tidak bisa menulis kalau mulai menulis saja belum pernah atau bahkan percobaan menulis yang kita lakukan baru sedikit, padahal mungkin di dalam kepala kita terdapat ide- ide cemerlang, humor- humor menggelitik, bahkan mungkin inspirasi yang luar biasa yang bisa kita kemas dalam sebuah buku.

Saya punya seorang teman yang selera humornya tinggi sekali, ia bisa membuat kami tertawa hanya dalam beberapa kata yang ia ucapkan secara spontan, namun begitu saya sarankan untuk menulis buku ia hanya bilang,

"Gua enggak bisa nulis bro..."
Padahal kan dia belum pernah mencoba untuk menulis humor- humor renyahnya...
Padahal kan....
ya... Sudahlah...
Menulis memang bukan sesuatu yang bisa dipaksakan, setiap orang harus terlebih dahulu menemukan alasan yang tepat untuk membangkitkan gairah menulisnya.

Setelah menemukan alasan yang tepat dan kuat untuk menulis pun rasanya tidak lantas mempermudah proses menulis yang kita kerjakan. Sekali lagi mungkin alasannya karena kurangnya jam terbang, kurangnya pengalaman dan kurangnya intensitas kita dalam menulis.

Ada beberapa trik yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut :

  • Mulailah dengan menjadi plagiat, tapi menjadi plagiat yang bijak. 
Gambar diambil dari google image

untuk memperbanyak jam terbang kita dalam menulis, mulailah dengan menjadi plagiat. Menjadi plagiat disini maksudnya adalah menulis kembali karya orang lain, bukan mengcopy paste karya orang lain kemudian mengakui sebagai karya kita. 
Menulis kembali dengan mengcopy paste sangat berbeda. Dengan menulis kembali kita akan membiasakan diri menulis dengan lancar tanpa hambatan, biarkan otak dan jari kita mengikuti apa yang ada dalam tulisan yang sudah jadi tersebut. Selain melatih menulis kita juga bisa tau dan faham bagaimana gaya seorang penulis yang sudah berhasil menciptakan sebuah karya menuangkan idenya dalam sebuah tulisan. 
Misalnya saya sangat senang membaca serial Wiro Sableng karangan Bastian Tito, Serial yang terdiri dari seratus episode lebih itu akan saya tulis ulang, membiarkan jari- jari tangan saya bergentayangan pada keyboard komputer sambil saya cermati dan fahami bagaimana seorang Bastian Tito menulis karyanya tersebut sehingga sampai melegenda dan memiliki banyak penggemar. 
Jika sobat menyukai sebuah buku, cobalah untuk menulis ulang buku tersebut dan cermati bagaimana si penulis bisa membuat anda dan pembaca lain begitu tertarik untuk membaca tulisan tersebut sampai kata terakhir, bahkan tertarik untuk membacanya lagi di lain waktu.
  • Menulis tidak hanya dari karya satu orang saja.
Tujuannya adalah untuk menemukan jatidiri dari gaya tulusan kita sendiri. Gaya setiap penulis dalam menuangkan idenya pada sebuah tulisan berbeda- beda. Kita tidak bisa menulis kembali karya Bastian Tito kemudian mengcopy gaya tulisannya ke dalam gaya tulisan kita di kemudian hari, atau kita juga tidak bisa meniru gaya tulisan Asma Nadia lalu kita gunakan sebagai gaya tulisan kita sendiri. kita harus banyak menulis karya dari berbagai penulis agar muncul sendiri gaya penulisan yang lain yang mewakili pribadi kita. 

  • Mulai menulis ide sendiri
Setelah sobat terbiasa menulis karya orang lain, cobalah untuk menulis ide kreatif sobat sendiri. lihat hasilnya... sobat akan terkejut bagaimana nantinya jari- jemari sobat berkeliaran dengan sangat cekatan di atas keyboard. 


Comments

Popular posts from this blog

MALAS, Musuh Terbesar Produktifitas

Menulis dan Menerbitkan Buku itu Mudah